Aku

Aku

Jumat, 25 Maret 2011

Hubungan Timbal Balik antara Manajemen, Organisasi, dan Tata Kerja.

1. Manajemen dan Organisasi

Manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia. Rumusan tersebut mengandung pengertian adanya hubungan timbal balik antara kegiatan dan kerjasama disatu pihak dengan tujuan di pihak lain.

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka perlu dibentuk suatu organisasi yang pada pokoknya secara fungsional dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam rangka manajemen maka harus ada organisasi, demikian eratnya dan kekalnya (consistency) hubungan antara manajemen dan organisasi.

2. Manajemen dan Tata Kerja

Tata kerja atau metode adalah satu cara bagaimana (how) agar sumber – sumber dan waktu yang tersedia dan amat diperlukan dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat pula.

Dengan tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis, disamping itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk :

a) Menghindari terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.

b) Menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam proses pencapaian tujuan.

c) Menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat.

Jadi hubungan antara manajemen dan tata kerja dapat dilukiskan seperti dibawah ini : Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.

Tata Kerja : Menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.

3. Manajemen, Organisasi, dan Tata Kerja

Eratnya hubungan atau hubungan timbal balik antara ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :

a) Manajemen : Proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia.

b) Organisasi : Alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi pengelompokkan kerjasama.

c) Tata kerja : Pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerjasama tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien.

Dari konsep tersebut, jelaslah bahwa baik manajemen, organisasi maupun tata kerja ketiganya diarahkan kepada tercapainya tujuan.


http://graffourliciouslalala.blogspot.com/2010/04/hubungan-timbal-balik-antara-manajemen.html

softskill / manajemen Umum yang ke-2

Perkembangan studi kasus
• Studi kasus menjadi salah satu metoda yang makin penting dalam pengajaran di berbagai institusi terkemuka
– Studi kasus memudahkan pemahaman berbagai konsep manajemen
– Meletakkan konsep dalam konteks kejadian sehari-hari
– Mampu membuat peserta memahami kompleksitas isyu yang timbul

Studi Kasus Sebagai Alternatif Tesis
• Pada berbagai program studi, studi kasus telah merupakan salah satu alternatif tesis yang tidak hanya diterima, tetapi juga penting
• Kasus organisasi dan manajemen yang menjadi perhatian para peserta program studi manajemen terlalu rumit untuk didekati dengan cara lain kecuali studi kasus
• Masuknya peserta dari kalangan praktisi melihat studi kasus sebagai alternatif tesis yang lebih mudah dipahami dan dilakukan

Garis Besar Studi Kasus
I
Disain II
Persiapan
dan
Pelaksanaan
III
Analisis
dan
Pelaporan

Pokok Bahasan
• Bagian I
– Introduksi
– Disain studi kasus
– Kualitas disain penelitian
– Studi kasus tunggal dan
ganda
– Latihan : membuat disain
studi kasus

• Bagian II
– Ketrampilan investigator
– Metoda pengumpulan
informasi
– FGD dan wawancara
– Prinsip pengumpulan
informasi
– Protokol studi kasus
– Uji coba studi kasus
– Latihan: membuat protokol
studi kasus

• Bagian III
– Strategi umum analisis
– Model analisis dominan
– Model analisis lainnya
– Komposisi studi kasus
– Stuktur penulisan
– Latihan: skenario penulisan

Bagian Pertama Disain Studi Kasus
Tujuan
• Mengerti kapan studi kasus dapat digunakan
• Mengerti letak studi kasus dalam berbagai jenis
penelitian
• Mengetahui prasangka yang kurang benar tentang
studi kasus
• Dapat mendefinikan studi kasus
• Mengerti kegunaan studi kasus untuk evaluasi pelayanaan kesehatan .

Pengertian Studi Kasus (1)
1. Menerangkan sebuah / rangkaian keputusan, mengapa diambil,bagaimana dijalankan dan apa hasilnya.

Contoh
• Rumah sakit swadana
– Mengapa harus swadana?
– Bagaimana proses
swadana puskesmas berjalan selama ini?
– Apa dampaknya pada pelayanan masyarakat?

• Desentralisasi pemerintahan
– Mengapa sekarang?
– Bagaimana prosesnya
– Apa dampaknya pada
mekanisme kerja sama kabupaten- propinsi dan pisat?

Pengertian Studi Kasus (2)
2. Mencari penjelasan empirik tentang sebuah fenomena yang terjadi dalam konteks kehidupan nyata dengan menggunakan berbagai bukti

Contoh
• Mengapa penundaan operasi sering terjadi di RSU Pemerintah?
• Peran tokoh informal dalam penentuan sasaran program JPS-BK
• Mengapa dana non budgeter sulit dihilangkan?, sebuah analisis sistem
• Mengapa dukun lebih disukai ibu untuk melahirkan dibanding bidan? Pendekatan studi

Penggunaan Studi Kasus (1)
• Psikologi dan sosiologi massa
• Contoh
– Studi kasus tawuran kronik di Manggarai
– Kasus 3 in 1 di Jakarta, implikasinya pada perubahan mekanisme kerja perkantoran di wilayah Sudirman
– Kehidupan anak kost di Jogjakarta

Untuk Apa Saja Studi Kasus
• Untuk
1. Explorasi kejadian tertentu
2. Mencari penjelasan atas kejadian ttt
3. Mencari bagaimana kejadian tertentu terjadi
• Misal
1. Proses akreditasi di RSU Serang
2. Mengapa sering terjadi keterlambatan penanganan pasien di UGD RSUP Fatmawati
3. Bagaimana bisa terjadi pasien sulit masuk ke RS X, padahal BOR rataratanya 70%

Studi Kasus Deskriptif
• Studi kasus dapat bersifat deskriptif atau eksploratif
• Dalam hal ini studi kasus dipakai untuk menggambarkan fenomena (what, when, where,who) secara lebih jelas
• Dapat juga dipakai untuk menggambarkan secara rinci alur proses terjadinya sebuah fenomena.

Contoh Studi Kasus Deskriptif-
Eksploratif
• Proses perubahan rumah sakit menjadi RS swadana, studi kasus di RS Pasar Rebo Jakarta
• Pelaksanaan program Jaringan Pengaman Sosial Bidang Kesehatan di daerah tertinggal
• Kartel manajer rumah sakit swasta di kota Solo
• Produksi dan distribusi garam beryodium di Jawa Barat, studi kasus PT Eka Sari Putra Jaya

Prasangka Tentang Studi Kasus
-Studi kasus tidak bisa dibuat kedalam kesimpulan umum Prasangka Padahal
-Bisa, karena inferens dilakukan secara analitik, tidak secara statistik
-Studi kasus memakan waktu lama dan datanya sangat besar
-Bisa pendek atau lama,tergantung topik dan datanya
-Studi kasus sama dengan single post test only design
-Disainnya sangat berbeda, berbagai tingkat dan kompleks

Plus Minus Studi Kasus
Keunggulan
• Mampu membahas fenomena yang kompleks dan rumit
• Berbagai Unit analisis dalam satu studi kasus dapat diterapkan
• Dapat menyentuh berbagai persoalan secara lebih menyeluruh sekaligus mendalam
Kekurangan
• Perlu kemampuan untuk
– mengabstraksi fenomena yang diteliti
– setiap saat menyesuaikan disain, metoda pengumpulan data, mengubah pertanyaan untuk mendapatkan hasil
– melakukan analisis secara

Manfaat Studi Kasus
Dalam Evaluasi Program
• Menjelaskan hubungan kausal tentang intervensi
program yang terlalu rumit untuk survai maupun
eksperimen
• Mendeskripsikan perjalanan intervensi sebuah
program di dalam masyarakat
• Ilustrasi manfaat sebuah program secara jelas dna
menyeluruh
• Eksplorasi tentang sebuah program yang tidak
mempunyai outcome yang jelas

Latihan sesi 1(a)
• Tetapkan sebuah pertanyaan penting dalam pelayanan perkotaan yang menjadi dasar untuk melakukan penelitian studi kasus
– Simulasikan apakah dapat dijawab menggunakan jenis penelitian lainnya
– Aspek apa yang bisa didapat melalui jenis penelitian lainnya
– Apa keuntungan disain studi kasus untuk menjawab pertanyaan itu

Disain Studi Kasus
Tujuan
• Mengerti definisi disain penelitian
• Mengerti komponen disain studi kasus

Disain Riset
• Rencana kerja untuk menghubungkan sekumpulan pertanyaan dengan kesimpulan atau jawaban atas pertanyaan itu
• Pedoman untuk mengumpulkan data, menganalisis dan menginterpretasi observasi
• Sebuah model pembuktian yang logis yang memungkinkan inferensi tentang hubungan kausal dari variabel yang diteliti
• Memungkinkan seberapa jauh penetapan generalisasi bisa dilakukan

Menjawab 4 masalah:
• Pertanyaan yang akan dipelajari
• Data, bukti dan informasi yang relevan
• Bagaimana mengumpulkan bukti /informasi yang diperlukan
• Bagaimana menganalisis hasil pengumpulan informasi itu .

Komponen disain studi kasus
• Pertanyaan penelitian
• Proposisi
• Unit analisis
• Data, bukti dan informasi
• Kriteria untuk interpretasi hasil Slide

Pertanyaan Penelitian
• Umumnya berupa: mengapa atau bagaimana
• Menunjukkan fokus sebuah studi kasus
• Dapat berguna untuk membatasi kasus (ruang lingkup)
• Seluruh disain dan analisis pada akhirnya dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut .

Pertanyaan adalah sumber segalanya
-Pertanyaan Penelitian
-Konsep
-Proposisi
-Pengumpulan data
-Bukti

Sumber Pertanyaan Penelitian
• Dari pengalaman yang ada
– Dari literatur
– Magang dengan senior/pakar
• Mendapat ide baru
– Sehabis mengikuti pertemuan/seminar
– Sikap yang selalu skeptis terhadap sesuatu yang umum
– Penggunaan teknologi/ cara baru di tempat kerja
– Observasi kegiatan sendiri
– Dari sekolah/ pelatihan
• Imaginasi
– Sehabis melihat masalah yang tidak terselesaikan
– Sehabis diskusi dengan teman
- Brainstorming

Karakteristik Pertanyaan yg Baik
  •  FINER (Hulley, 1988, p14-15
  • Feasible
  • Interesting
  • Novel
  • Ethics
  • Relevant Finer
  •  Feasible
    – Ada informan / sumber informasinya
    – Mempunyai keahlian teknis untuk menggalinya
    – Mampu dalam hal biaya dan waktu
    – Manageable ruang lingkupnya
    • Interesting: untuk
    investigator
    • Novel
    – Penemuan baru Konfirmasi/ menolak penemuan lama
    – Memperkaya hasil sebelumnya
    • Etis
    • Relevant
    – Ilmu pengetahuan
    – Kebijakan dan manajemen
    – Arah riset masa depan 
  • Contoh pertanyaan penelitian
    • Fenomena: uji coba otonomi di berbagai kabupaten di Indonesia
    • Pertanyaan penelitian:
    – Mengapa Kabupaten Gowa berhasil menjalankan uji coba otonomi?
    – Faktor yang menunjang kesuksesan uji coba otonomi di Kabupaten Gowa
    – Peran Bappeda dalam uji coba otonomi, kasus di Kabupaten Gowa
  • Proposisi Studi Kasus
    • Proposisi adalah pernyataan hubungan dari 2 atau beberapa konsep
    • Menggambarkan isyu teoritis yang penting yang melatar belakangi atau mempengaruhi sebuah kejadian
    • Memberitahu bukti relevan apa dan dimana harus dicari
    • Mirip dengan kerangka konsep atau hipotesis dalam survai ( bedanya hipotesis menyatakan hubungan antara 2 variabel)
    • Studi kasus eksploratori tidak perlu proposisi
Contoh proposisi (1)
• Sebuah penelitian mempelajari mengapa bisa terjadi keterlambatan penanganan pasien gawat darurat di sebuah rumah sakit. Proposisinya:
• Keterlambatan itu terjadi karena
– prosedur penanganan pasien gawat darurat tidak berbeda dengan pasien umum
– Petugas medis tidak punya sense gawat darurat

Unit Analisis
• Unit analisisnya adalah kasus
• Bisa berupa individu
• Dapat berupa sebuah kejadian / kesatuan: keputusan, program, proses pelaksanaan, organisasi, peraturan dstnya
• Berhubungan dengan bagaimana pertanyaan studi kasus di nyatakan dan apa proposisinya .

Contoh unit analisis
• Proposisi: berbagai elemen di tingkat desa sangat berperan pada akurasi sasaran JPS BK
• Unit analisis
– Desa pada tempat yang akurasinya tinggi
– Bisa juga Desa pada tempat yang akurasi  kurang( sebagai pembanding).

Batas kasus
• Perlu jelas apakah sesuatu berada di dalam atau diluar kasus Orang, staf, karyawan Jenis pelayanan Waktu awal dan akhir Tanda awal dan akhir kejadian
• Pembatasan dapat dilakukan pada sebuah Kasus seperti kasus penelitian sebelumnya agar bisa di bandingkan .

Contoh batas kasus ;
  • Studi kasus pelayanan JPS-BK
  • Unit: Orang, staf, karyawan
  • Batas kasus: orang/staf/karyawan yang terlibat pada pelayanan
  • JPS-BK di puskesmas
  • Unit: Jenis pelayanan
  • Batas kasus: pelayanan kesehatan khusus untuk keluarga miskin
  • Waktu awal dan akhir
  • Batas kasus: JPS-BK tahun pertama
  • Tanda awal dan akhir kejadian
  • Batas kasus: mulai dari masuknya dana JPS-BK di kantor pos, sampai berakhirnya masa anggaran tahun 1.
Data, bukti dan Informasi
• Apa yang harus dicari untuk mendapatkan konsep (dalam proposisi) dalam kasus yang dipelajari
• Seperti melakukan definisi operasional dari proposisi
• Menentukan dalam suasana apa saja data / informasi itu bisa ditemukan (setting)
• Bagaimana mencari kejadian/ bukti yang menggabungkan potongan informasi menjadi seperti proposisi / teori (menyelesaikan puzzle) .

Kriteria Interpretasi
• Menghubungkan hasil kedalam pola yang paling cocok (sesuai kerangka konsepnya)
• Mirip seperti membuat dummy table dalam disain survai yang menjelaskan bagaimana tabel itu bisa menunjukkan hubungan
• Menyebutkan berbagai indikasi atau cara mengetahui kalau proposisi tertentu memang terbukti
• Lebih baik lagi bila disertai dengan rival theory (penjelasan lain)
• Cara pembuktiannya bersifat analitik, bukan statistik

Kualitas Disain Penelitian
Tujuan
• Mengerti definisi validitas dan realibilitas
• Mengerti istilah content, criterion dan construct, internal dan external validity
• Mengerti test-retest, inter-rater dan internal consistency realibility
• Mengerti cara untuk meningkatkan kualitas di sain studi kasus

Validitas vs Realibilitas
• Validitas: seberapa jauh informasi yang dikumpulkan mencerminkan “apa” yang ingin diketahui
• Realibilitas: seberapa jauh informasi yang dihasilkan tidak bervariasi dalam pengulangan pengumpulan data
Contoh: timbangan dan meteran sebagai
pengukur tinggi badan
Latihan: keluarga miskin, desa tertinggal

Validitas
Content validity: informasi yang dihasilkan mencerminkan dimensi konsep yang dikehendaki
• Criterion validity: informasi yang dihasilkan oleh sebuah cara sama dengan cara yang standard
• Construct validity: informasi tentang hubungan antar berbagai konsep sesuai dengan yang di perkirakan .

Validitas Internal dan Eksternal
• Validitas internal, berhubungan dengan
– apakah data yang dikumpulkan sesuai dengan informasi yang direncanakan dalam disain
– Apakah hubungan memang ada hubungan kausal dan bukan spurius
• Validitas eksternal, berhubungan dengan
– apakah informasi yang akhirnya didapat sesuai dengan kebenaran yang lebih luas atau satu beberapa teori yang berlaku
– Seberapa jauh generalisasi dapat dilakukan berdasarkan informasi yang di dapat .

Realibitas
• Test-retest realibility: seberapa jauh informasi yang dihasilkan sama bila digali pada waktu yang berbeda
• Inter-rater realibility: seberapa jauh informasi yang dihasilkan sama bila menggunakan informan yang berbeda
• Internal consistency realibility: seberapa jauh perbedaan informasi yang dihasilkan melalui berbagai cara pengumpulan yang dimaksudkan mendapat informasi yang sama.

Meningkatkan validitas Studi Kasus
• Mengingat studi kasus adalah purposif, maka dapat dilakukan peningkatan kualitas hasil melalui cara-cara yang umum untuk studi kualitatif, yaitu sebagai berikut:
– Triangulasi sumber
– Triangulasi metode
– Triangulasi data .

Triangulasi Sumber
• Mencek data dengan fakta dari sumber lain,
misalnya dari informan berbeda, atau hasil dari studi lain dengan tujuan sama
• Membandingkan dan melakukan kontras data, ketika menginvestigasi dengan informan lain
• Menginvestigasi dengan menggunakan kelompok informan yang sangat berbeda .

Triangulasi Metode
• Menggunakan berbagai metode
• Misal: wawancara dengan observasi, dokumentasi dengan FGD, dll
• Dalam studi kasus: berbagai metode pengambilan data adalah keharusan .

Triangulasi Data
• Analisis data dilakukan oleh lebih dari satu anggota peneliti
• Interpretasi data yang sama oleh pakar yang lain
• Umpan balik hasil analisis dengan informan, dalam rangka etika dan pengecekan validitas informasi yang dihasilkan

staff.blog.ui.ac.id/purnawan/files/2008/06/studi-kasus.pdf

Jumat, 18 Maret 2011

softskill / manajemen Umum yang ke-2


1. Kenapa organisasi ada?
Ada beberapa alasan mengapa manusia berkelompok dan berorganisasi, antara lain :
  • Rasa aman.
  • Harga Diri.
  • Afiliasi.
  • Status.
  • Kekuatan.
  • Pencapaian Tujuan.
Dari beberapa alasan di atas , kita dapat menyimpulkan mengapa organisasi memiliki arti penting dalam kehidupan. Pada beberapa orang, kehidupan sosialisasi dianggap sangat penting. Di mana pada saat orang tersebut berkumpul dengan orang lain yang memiliki tujuan yang sama dan menjadikan komunitasnya, mereka akan merasa aman.
Tidak hanya rasa aman, pada sebagian orang juga merasa status sosial dan kekuatannya terangkat. Contohnya pada suatu perkumpulan gank motor, anggota dari gank tersebut tentunya akan merasa dirinya "high class" apabila bersama teman-temannya yang juga komunitas gank motor.
Terkadang suatu organisasi di cap jelek oleh masyarakat, namun tidak semua organisasi memiliki nilai jelek. Semua organisasi tergantung pada kepemimpinan kelompok tersebut. Selama komunitas tersebut tidak merugikan orang lain, tentunya akan berdampak baik juga pada lingkungan.


2. Sejarah organisasi?
Sejarah Awal Perkumpulan Organisasi Gerakan Pemuda Indonesia - Sejarah Pra Kemerdekaan RI
Sebelum Indonesia merdeka, negara kita memiliki berbagai organisasi kepemudaan yang beranggotakan para pemuda-pemudi Indonesia baik yang bersifat nasional maupun kedaerahan. Berikut ini adalah daftar beberapa organisasi perkumpulan pemuda di Indonesia :
1. Budi Utomo / Boedi Oetomo
Budu Utomo berdiri pada tahun 1908 yang pada awal mula berdirinya merupakan organisasi pelajar yang ruang lingkupnya masih kedaerahan, namun pada perkembangannya berubah menjadi organisasi perkumpulan pemuda nasional.
2. Trikoro Dharmo / Tri Koro Dharmo
Trikoro Dharmo adalah sebuah perkumpulan pemuda yang berasal dari Jawa pada tahun 1915 di gedung kebangkitan nasional. Organisasi ini kemudian mengubah nama menjadi Jong Jawa pada kongres di Solo. Arti definisi / pengertian dari tri koro dharmo adalah Tiga Tujuan Mulia.
3. Jong Sumatra Bond (Persatuan Pemuda Sumatra)
Organisasi oni berdiri pada tahun 1917 yang memiliki tujuan untuk mempererat hubungan antar pelajar yang berasal dari sumatera. Beberapa toko terkenal dari organisasi ini yaitu seperti M. Hatta dsan M. Yamin.
4. Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia
Organisasi yang satu ini berdiri pada tahun 1925 yang diprakarsa oleh mahasiswa Jakarta dan Bandung dengan tujuan untuk Kemerdekaan Indonesia.
5. Jong Indonesia
Perkumpulan pemuda dan pemudi ini didirikan pada tahun 1927 di Bandung di mana kemudian organisasi ini diubah menjadi Pemuda Indonesia untuk yang berjenis kelamin laki-laki dan Putri Indonesia bagi yang perempuan. Pemuda Indonesia membuat kongres di mana pada kongres yang kedua menghasilkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
6. Indonesia Muda
Indonesia Muda adalah organisasi nasional yang lahir karena dorongan Sumpah Pemuda pada tahun 1930 sebagai peleburan banyak organisasi pemuda daerah / lokal.
7. Organisasi Perkumpulan Daerah
Setelah muncul jong jawa dan jong sumatra bond, maka bermunculanlah organisasi lokal kedaerahan lain seperti jong celebes, jong ambon, jong minahasa, dan lain sebagainya.

3. Type2 organisasi ?
1.       Tipe organisasi garis atau line yaitu bentuk / struktur organisasi yang paling tua dan paling sederhana diciptakan oleh Henry Fayol.

Ciri-ciri tipe organisasi garis ini adalah

o Organisasi masih kecil

o Jumlah karyawan sedikit

o Spesialisasi kerja masih kecil

Keuntungannya adalah :

o Mudah dimengerti dan dilaksanakan

o Ada bagian kekuasaan dan tanggung jawab yang jelas

o Merupakan jenis organisasi yang stabil

o Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat

o Solidaritas karyawan yang tinggi karenan saling mengenal

Kerugiannya adalah :

o Seluruh orang terlalu bergantung pada satu orang

o Bersifat otokratis dan dapat menjadi diktatoris

o Kesempatan karyawan untuk berkembang sangat terbatas

o Sulit dilaksanakan dalam suatu organisasi yang besar

2. Tipe organisasi Fungsional

Tipe ini diciptakan oleh F.W.Taylor . Dalam tipe ini ada pimpinan yang mempunyai bawahan yang jelas sebab setiap atasan berwenang memberi komando kepada setiap bawahan sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut.

Keuntungan Tipe ini adalah :

o Dapat diperolejh manfaat yang sebesar-besarnya dari para ahli

o Ada koordinasi yang baik

o Memudahkan dalam pengawasan

Kerugian tipe ini adalah :

o Banyak mengeluarkan biaya tambahan

o Kekembaran kekuasaan dapat menimbulkan perselisihan / konflik

o Pandangan para pekerja yang merasa terlalu banyak atasan.

3. Tipe organisasi Garis dan Staf

Tipe ini merupakan gabungan dari tipe garis dan fungsional, sehingga menyebar struktur orgasnisasi tersebut.

4. Tipe Organisasi Fungsional dan Staf

Tipe ini adalah perpaduan antara tipe orrganisasi garis, fungsional dan staf.

Referensinya :
3.      catatan-sefty.blogspot.com/2008/.../tipe-tipe-organisasi.html
4.      www.google.com
5.      erliaanugrah.blogspot.com/2011/03/softskill-1-organisasi.html