Aku

Aku

Selasa, 10 April 2012

BINGUNG KE 2


Aku bingung .. Bingung ... dan bingung ....
Cerita apa lagi ia ????
Hmmmmmmmmmmmmmmmmm ............. ( sambil mikir )
Oia ,,
Sahabat ...
Saya bingung sekali nih . kenapa cinta ku selalu tidak pernah di balas sama dia ??
Padahal kan saya pingin banget rasanya jatuh cinta pada seseorang yang saya cintai ? atau dua – duanya saling jatuh cinta coy . sebenarnya sih , saya ada yang saya sukai , tapi kenapa dia tidak menyukai saya ?? apakah dia sudah ada yang punya ?? makanya dia tidak menyukai saya ?? setahu saya sih , dia sudah ada yang punya . sayang sekali ia ...
Berarti sayang ku dan cinta ku Cuma bertepuk sebelah tangan doang . saya akuin , saya benar - benar tidak pantas untuk di cintai / di sukai sama dia . beruntung sekali iya cewek itu bisa mendapat kan dia dan bersama – sama jatuh cinta lagi . saya doain semoga kalian berdua menjalin hubungan percintaannya baik – baik saja . dan juga semoga kalian bisa melanjutkan penjenjang di pernikahan nanti ia ..
Huoam ....
Emang semua ini cuma khayalan ku saja .
Iya .... Tidak seperti di film – film FTV , yang selalu ceritanya Happy Ending terus . hidup ku mah selalu membosan kan tidak ada warna – warni dalam sebuah ke hidupan ku . saya sih sejujurnya sudah capek dengan urusan percintaan / menyukai seseorang . karena mungkin saja kalau saya suka / mencintai dia , nanti dia tidak suka lagi sama saya . yang pasti mulai hari ini saya tidak akan mengharapkan – apa lagi sama seseorang . rasanya sakit ... sakit ... dan sakit hati ... mengharapkan yang tidak pasti .
Hiks ... hiks ... hiks ... hiks ...

Minggu, 08 April 2012

KEMBALI KE MASA KANAK – KANAK


Sahabat ??
Kamu bisa nggak kembaliin saya ke masa kanak – kanak ??
Saya pingin sekali .
Coba waktu bisa memutarkan masa – masa lalu .. pasti saya bakal seneng deh .
Saya pingin banget kembali masa kanak – kanak . soalnya masa – masa itu rasa nya nggak bikin w bete , kesal atau pun marah – marah yang suka nggak jelas .
Waktu saya masih kecil , saya dan teman – teman saya di rumah suka main kalau ada waktu liburan sekolah atau juga pas malam minggu . ia ... kira – kira 12 orang yang ikut main , dan pasti nya kita main dari jam setengah 8 sampai jam 12 malam baru kita pulang ke rumah .
Kita sih main apa saja donk , yang penting kan kita happy .
Seperti : main tak jongkok , main tak umpat , main sepak bola , main 7 pahlawan , main polisi – polisian , main galaksin , main tarembet , dan lain – lain .
Aaaaaaahhhh !!!!!
Sekarang mah anak – anak nya di rumah sudah pada sibuk dengan sekolah atau pun sibuk dengan kuliah nya .
Bete deh w .........
Saya mau main seperti itu lagi kawand ..
Kapan nih kita bisa ngumpul – ngumpul lagi kaya dulu ?????????????
Saya kangen banget sama kalian semua nya ..........

mmmmmuuuuuuaaaaaaaccccccchhhhhh

PADA PANDANGAN YANG PERTAMA


Sahabat N.G.Creww kamu tahu nggak sih apa yang aku rasakan sekarang ini ?? pasti kalian nggak tahu iya ?? pingin tahu iya ??????? hahahaha .... perasaan ku sekarang ini , saya lagi sedang jatuh cinta pada pandangan yang pertama di dalam kereta api (gajahwong) .. gara – gara nya kemarin saya habis pulang kampung dari yogyakarta . pas saya mau balik ke jakarta , saya naik kereta nya dari stasiun Lempuyangan , di dalam kereta tuh bangku nya pada masih kosong . tiba sampai di stasiun tugu , saya ketemu sama seseorang . ternyata dia naik kereta api nya sama dengan saya . sudah agak lama di perjalanan , saya lagi memandang cowok itu . dalam hati saya , kaya nya tuh orang mirip dengan teman saya deh di kampus ?? siapa iya co itu ?? ia .. menurut saya sih orang itu lumayan , nggak jelek - jelek banget atau pun nggak cakep juga . tapi orang nya ngomong jawa sih . ciri – ciri orang itu seperti teman saya di kampus . saya sendiri nggak tahu nama nya dia siapa ? dia itu membawa teman – temannya ia kira – kira 5 orang sudah termasuk dia nya sendiri . waduh , semalam saya mimpi apa ia kok bisa ketemu sama tuh cowok ??
10 jam kemudian
Saya sudah mau sampai di stasiun bekasi . iya ampun ..
Kenapa saya harus turun sih di stasiun bekasi , coba saja saya turun di stasiun senen . pasti saya dan dia turun bersamaan ... tapi nggak apa – apa deh , kalau misalnya saya jodoh sama dia . suatu saat pasti kita ketemu lagi deh ..
Aminnnnn ..............
Saya jadi mau kesana lagi kawand , biar saya bisa ketemu sama dia ..
Hehehe ......
Sik .. asik ... sik .. asik ....

Jumat, 06 April 2012

HAPPY ANNIVERSARY

All ... happy anniversary ia NG.Creww ... semoga kita tetap saling kompak , saling bersama – sama , dan lain –lain . kalau ada masalah sama seseorang bicarakan lah dengan baik – baik , jangan pakai emosi ia .. kita kan kenalan dengan secara baik – baik dan berakhirnya juga kita harus secara baik – baik  . sejujurnya saya kangen banget sama kalian semua yang dulu . pertama kita bertemu pasti setiap hari kita sering  ngumpul , dan saya pingin seperti itu lagi . kapan ia terjadi seperti itu lagi ?? saya kangen ???? tapi sayang , sebagian anak - anaknya jarang berkumpul lagi kaya seperti dulu . karena sebagian anak – anak nya maen sama yang lain . sebenarya kita nggak terlalu maksa banget maen sama siapa saja . soalnya kita kan sudah menjadi keluarga besar 2db20. Dan saya sama sekali pun tidak pernah membeda – bedakan teman , semua adalah sahabat ku . makasih ia sahabat – sahabatku , kalian lah sahabat ku yang paling mengertiin saya . dan juga mau kalian semua mau berteman sama saya dengan apa adanya .

            I LOVE MY FRIENDS
Salam manisku untuk sahabat tercinta
            NG.CREWWW

Rabu, 04 April 2012

Budaya Sebagai Warisan Yang Melekat Pada Diri Setiap Manusia Indonesia

Tradisi Kebudayaan Yogyakarta
udaya Yogyakarta Kebudayaan DIY Daerah Isteimewa Yogyakarta - Propinsi Yogyakarta sering di sebut sebagai kota budaya. Daerah ini memang sangat terkenal memiliki kekayaan budaya yang beragam.

Dalam hal kebudayaan propinsi Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawanya. Dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya seolah tak terpisahkan dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat. Terbukti mulai masih kanak-kanak sampai dewasa, banyak masyarakat Yogyakarta sangat sering menyaksikan dan mengikuti beraneka ragam acara kesenian dan kebudaya di kota ini.

Tradisi selalu di pertahankan oleh kebanyakan masyarakat Yogyakarta. Bahkan setiap tahapan kehidupan mempunyai arti tersendiri. Nilai-nilai tradisional selalu mewarnai upacara-upacara adat budaya Yogya. Bagi masyarakat propinsi Yogyakarta, seni dan budaya sudah menjadi satu bagian yang seolah tak terpisahkan dari kehidupan mereka.

Salah satu kesenian khas daerah Yogyakarta antara lain kethoprak, ada juga jathilan, serta wayang kulit yang sudah menyatu menjadi bagian budaya Indonesia. Selain itu propinsi Yogyakarta juga sudah dikenal dalam pembuatan pakaian tradisional dengan dengan cara dan gaya yang unik seperti batik kain dicelup.

Dalam berkomunikasi, bahasa pengantar sehari-hari umumnya masyarakat Yogyakarta menggunakan bahasa Jawa. Propinsi Yogyakarta merupakan salah satu pusat bahasa dari sastra Jawa seperti bahasa parama sastra, ragam sastra, bausastra, dialek, sengkala serta lisan dalam bentuk dongeng, japamantra, pawukon, dan aksara Jawa.

Untuk melestarikan budaya Yogya terdapat prasarana budaya sebagai penunjang terhadap kelestarian serta pengembangan kreativitas seniman Yogyakarta dan hingga sekarang terdapat 130 buah prasarana seperti panggung kesenian, pendopo, ruang pameran, ruang seni pertunjukan, studio musik balai desa, auditorium, sanggar seni, lapangan dll.
_indonesia-liek.blogspot.com/.../budaya-yogyakarta-kebudayaan-diy-...

Kesenian & Tradisi
Salah satu kesenian tradisional di Kabupaten Bantul yang berkembang dalam nuansa masa panen padi, adalah Gejog Lesung. Kesenian rakyat ini berasal dari suara alu atau alat dari kayu yang dipukul-pukulkan secara teratur pada kayu besar yang dibuat seperti perahu yang disebut lesung. Pada umumnya, lesung dibuat dari kayu nangka atau munggur.
Pada jaman dahulu, lesung digunakan oleh masyarakat pedesaan untuk memisahkan padi dari tangkai-tangkainya. Padi kering dimasukkan ke dalam lesung, kemudian ditumbuk dengan alu secara berirama. Setelah jaman kian maju, membersihkan padi dengan lesung ditinggalkan, karena dinilai kurang dapat memperoleh hasil yang banyak.
Kini, lesung tetap dilestarikan sebagai kesenian tradisional. Suara alu yang dipukul-pukulkan pada lesung secara berirama itulah letak seninya. Penabuhnya sekitar lima sampai enam orang. Untuk memunculkan variasi suasana, kini suara lesung dipadukan dengan nyanyian tradisonal, yang dibawakan secara berkelompok. Ada sekelompok orang yang nembang atau menyanyi sambil lenggak-lenggok menari. Ada pula kelompok yang lain menari, meliak-liukkan tubuhnya sambil sekali-kali berputar-putar sebagaimana layaknya menari dengan iringan gamelan lengkap.

Inisiasi: Tetesan

Tradisi tetesan ini diselenggarakan dengan tujuan memohon keselamatan bagi anak perempuan.
Perlengkapan upacara yang diperlukan terbagi dalam dua jenis keluarga. Golongan bangsawan akan menyediakan tumpeng robyong, tumpeng gundul, tumpeng songgobuwono, tumpeng kencono, jenang baro-baro.
Golongan rakyat kebanyakan akan menyiapkan nasi gurih, ingkung, nasi golong dengan lauk, jenang abang dan putih, jenang baro-baro, jajan pasar, nasi ambengan dan kembang telon.
Tetesan diadakan pada waktu malam hari dan dihadiri oleh anak tetesan, ayah ibu, famili dan tetangga terdekat. Upacara diawali dengan mandi air kembang setaman sebelum proses inisiasi dimulai.
gudeg.net › PendopoSeni & Budaya

Wisata Sejarah & Budaya

Candi Banyunibo

Candi Banyunibo berada di sekitar komplek reruntuhan Kraton Ratu Boko, tepatnya di dataran rendah di Dusun Cepit, Bokoharjo, Prambanan. Setelah mengunjungi Ratu Boko, Anda dapat dengan mudah menemukan candi ini. Terletak kurang lebih 2 kilometer sebelah barat daya dari Ratu Boko. Lokasinya terlihat menyendiri di antara kawasan pertanian dengan latar belakang bukit Gunung Kidul di arah selatan.
Dibangun sejak abad ke-9, bangunan candi terdiri atas satu candi induk yang menghadap ke barat dan enam candi perwara berbentuk stupa yang disusun berderet di selatan dan timur candi induk. Ukuran masing-masing fondasi stupa hampir sama, yaitu 4,80 x 4,80 meter.
Di sebelah utara candi induk, terdapat tembok batu sepanjang kurang lebih 65 meter yang membujur arah barat timur. Berdasarkan bentuk atap candi induk dan bentuk candi perwara yang berupa stupa, maka latar belakang keagamaan Candi Banyunibo adalah Buddha.
Candi induk berukuran 15,325 x 14,25 meter dengan tinggi 14,25 meter. Tubuh candi berukuran lebih kecil dari kakinya, sehingga di sekeliling tubuh terbentuk lorong yang disebut selasar. Di sisi barat candi terdapat penampil dengan tangga di tengahnya, berfungsi sebagai jalan masuk atau pintu menuju bilik candi.
Pada dinding penampil sebelah kanan terdapat relief seorang wanita yang dikerumuni anak-anak, sedangkan relief di dinding kiri menggambarkan seorang pria dalam posisi duduk. Kedua relief tersebut menggambarkan Hariti, dewi kesuburan dalam agama Buddha dan suaminya, Vaisaravana.
Pada dinding luar tubuh candi terdapat arca Boddhisatva. Pada dinding bilik sisi utara, timur, dan selatan terdapat relung-relung yang menonjol dan berbingkai dengan hiasan bebentuk kala-makara untuk menempatkan arca.

Alun-alun Selatan Yogyakarta

Sejarah
Salah satu ciri yang juga menjadi identitas bagi pusat-pusat kota lama di Pulau Jawa adalah adanya alun-alun pada pusat kota tersebut. Alun-alun di Pulau Jawa ini berupa sebuah lapangan luas yang dikelilingi oleh pohon beringin di tengahnya. Salah satunya yaitu Alun-alun yang berada di Kota Yogyakarta.
Di masa kerajaan Mataram, Alun-alun Kidul berfungsi untuk menyiapkan suatu kondisi yang menunjang kelancaran hubungan antara keraton dengan dunia luar. Alun-alun Kidul juga melambangkan kesatuan kekuasaan yang sakral antara raja dan para bangsawan yang tinggal di sekitar alun-alun. Sedangkan Alun-alun Lor berfungsi untuk menyediakan persyaratan bagi berlangsungnya kekuasaan raja.
Alun-alun Kidul ini merupakan bagian belakang Keraton Yogyakarta. Menurut sejarahnya, alun-alun Kidul dibuat untuk mengubah suasana bagian belakang keraton menjadi seperti bagian depan karena Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, dan laut Selatan Pulau Jawa jika ditarik dalam satu garis imajiner akan membentuk satu garis lurus. Agar posisi Keraton Yogyakarta tidak seperti membelakangi laut Selatan, maka dibangunlah Alun-alun Selatan.
Masih di dalam kompleks Alun-alun Kidul, terdapat bangunan Sasana Hinggil yang pada zaman dahulu menjadi tempat bagi raja untuk menyaksikan adu manusia dengan harimau yang disebut rampog macan, tetapi saat ini berubah fungsi menjadi tempat pertunjukan seni.

Alun-alun Kidul (Selatan) saat ini
Alun-alun Kidul yang biasa disingkat Alkid atau dalam Bahasa Indonesia berarti Alun-alun Selatan, merupakan wilayah bagian selatan dari Kraton Yogyakarta. Saat ini Alkid menjadi sebuah ruang publik bagi masyarakat. Berbagai macam kegiatan dapat dijumpai di Alkid. Menjelang sore hingga malam hari, Alkid menjelma sebuah tempat rekreasi rakyat yang tentunya sayang untuk dilewatkan.
Berbagai penjual makanan dapat dijumpai di Alkid.  Selain itu, pada malam hari kawasan Alkid ini juga menjadi wisata bersepeda. Berjajar sepeda tandem hingga becak yang telah dimodifikasi sedemikian rupa dengan hiasan lampu yang mencolok disewakan oleh sejumlah pemilik sewa sepeda. Alkid juga menjadi area olahraga yang diminati oleh masyarakat Yogyakarta.
Pada bagian tengah alun-alun terdapat dua buah pohon beringin yang usianya cukup tua dan keduanya dibatasi oleh pagar benteng yang kokoh. Pohon Beringin ini pun menjadi sebuah obyek permainan yang menarik. Berawal dari kepercayaan masyarakat Yogyakarta tentang orang yang berhasil melewati kedua Pohon Beringin tersebut dengan menutup mata, maka akan dipermudah dalam meraih cita-citanya, maka saat ini banyak wisatawan yang menyempatkan waktu untuk berkunjung mencoba permainan tersebut.
Terdapat kandang gajah di Alun-alun Kidul. Gajah yang berada di dalam kandang ini adalah milik Kraton Yogyakarta. Dahulu gajah ini sering dinaiki oleh anak-anak sebagai sarana hiburan. Tetapi saat ini hiburan ini memang sudah berkurang walaupun istilah kandang gajah masih cukup familiar di telinga masyarakat.
Letak Alun-alun Kidul yang berada di wilayah selatan Kraton Yogyakarta memudahkan wisatawan untuk berkunjung. Anda hanya perlu menemukan Kraton Yogyakarta dan mengikuti jalan ke arah selatan, maka anda akan langsung menemukan alun-alun Selatan Yogyakarta.
gudeg.net › PendopoObyek Wisata

Sejarah Jogjakarta

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan Propinsi yang mempunyai status sebagai Daerah Istimewa. Status Daerah Istimewa ini berkaitan dengan sejarah terjadinya Propinsi ini, pada tahun 1945, sebagai gabungan wilayah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman, yang menggabungkan diri dengan wilayah Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, oleh Bung Karno dan Bung Hatta.
Ujung sebelah Utara dari propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan puncak gunung Merapi yang memiliki ketinggian lk. 2920 meter diatas permukaan laut. Oleh para ahli gunung berapi (vulcanolog) internasional, gunung api ini sangat terkenal karena bentuk letusannya yang khas dan sejenis dengan letusan gunung api Visuvius di Italia. Sampai saat ini gunung ini gunung Merapi sangat aktif Puncaknya mengepulkan asap, yang merupakan panorama khas yang melatar-belakangi pemandangan kota Yogyakarta sebelah Utara.
Luas Propinsi Daerah Istimewa, lebih kurang 3.186 Km2 berpenduduk 3.020.837 orang (data Juni 1990) dan terbagi menjadi 5 Daerah tingkat II, yakni : Kotamadya Yogyakarta, yang merupakan Ibu kota propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Sleman, dengan Ibukota Beran Kabupaten Bantul, dengan ibukota Bantul Kabupaten Kulonprogo, dengan Ibukota kota Wates.
Setelah wafatnya Sri Sultan Hamengku Buwono ke IX sebagi Guberneur Kepala Daerah Tingkat I Daerah Istimewa Yogyakarta , Pejabat Gubernur Kepala Daerah Propinsi DIY dijabat oleh Sri Paku Alam VIII yang sebelumnya sebagai Wakil Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta
Antara tahun 1568 – 1586 di pulau Jawa bagian tengah, berdiri Kerajaan Pajang yang diperintah oleh Sultan Hadiwijaya, di mana semasa mudanya beliau terkenal dengan nama Jaka Tingkir. Dalam pertikaian dengan Adipati dari Jipang yang bernama Arya Penangsang, beliau berhasil mucul sebagai pemenang atas bantuan dari beberapa orang panglima perangnya, antara lain Ki Ageng Pemanahan dan putera kandungnya yang bernama Bagus Sutawijaya, seorang Hangabehi yang bertempat tinggal di sebelah utara pasar dan oleh karenanya beliau mendapat sebutan : Ngabehi Loring Pasr. Sebagai balas jasa kepada Ki Ageng Pemanahan dan puteranya itu, Sultan Pajang kemudian memberikan anugerah sebidang daerah yang disebut Bumi Menataok, yang masih berupa hutan belantara, dan kemudian dibangun mejadi sebuah “tanah perdikan”. Sesurut Kerajaan Pajang, Bagus Sutawijaya yang juga menjadi putra angkat Sultan Pajang, kemudian mendirikan Kerajaan Mataram di atas Bumi Mentaok dan mengakat diri sebagai Raja dengan gelar Panembahan Senopati.
Salah seoran putera beliau dari pekawinannya dengan Retno Dumilah, putri Adipati Madiun, memerintah Kerajaan Mataram sebagai Raja ketiga, dan bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo, Beliau adalah seorang patriot sejati dan terkenal dengan perjuangan beliau merebut kota Batavia, yang dekarang disebut Jakarta, dari kekuasaan VOC, suatu organisasi dagang Belanda. Waktu terus berjalan dan peristiwa silih berganti.
Pada permulaan abad ke-18, Kerajaan Mataram diperintah oleh Sri Sunan Paku Buwono ke II. Setelah beliau mangkat, terjadilah pertikaian keluarga, antara salah seorang putra beliau dengan salah seorang adik beliau, yang merupakan pula hasil hasutan dari penjajah Belanda yang berkuasa saat itu. Petikaian itu dapat diselesaikan dengan bik melalui Perjanjian Ginyanti, yang terjadi pada tahun 1755, yang isi pokoknya adalah Palihan Nagari, yang artinya pembagian Kerajaan menjadi dua, yakni Kerajaan Surakata Hadiningrat dibawah pemerintah putera Sunan Paku Buwono ke-III, dan Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat dibawah pemerintahan adik kandung Sri Sunan Paku Buwono ke-II yang kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwono I. Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat ini kemudian lazim disebut sebagai Yogyakarta dan sering disingkat menjadi Jogja.
Pada tahun 1813, Sri Sultan Hamengku Buwono I, menyerahkan sebagian dari wilayah Kerajaannya yang terletak di sebelah Barat sungai Progo, kepada salah seorang puteranya yang bernama Pangeran Notokusumo untuk memerintah di daerah itu secara bebas, dengan kedaulatan yang penuh. Pangeran Notokusumo selanjutnya bergelar sebagai Sri Paku Alam I, sedang daerah kekuasaan beliau disebut Adikarto. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, beliau menyatakan sepenuhnya berdiri di belakang Negara Republik Indonesia, sebagai bagian dari negara persatuan Republik Indonesia, yang selanjutnya bersatatus Daerah Istimewa Yogyakarta (setingkat dengan Propinsi), sampai sekarang.
KOTA PELAJAR
Antara awal tahun 1946 sampai akhir tahun 1949, selama lebih kuran 4 tahun, Yogyakarta menjadi Ibukota Negara RI. Pada masa itu para pimpinan bangsa Indonesia berkumpul di kota perjuangan ini. Seperti layaknya sebuah ibukota, Jogja memikat kedatangan para kaum remaja dari seluruh penjuru tanah air yang ingin berpartisipasi dalam mengisi pembangunan negara ini yang baru saja medeka. Namum untuk dapat membangun suatu negara diperlukan tenaga-tenaga ahli, terdidik dan telatih. Dan karena itulah yang melatar belakangin pemerintah RI untuk mendirikan sebuah Universitas, yang kita kenal dengan nama Universitas Gajah Mada, merupakan Universitas Negeri pertama yang lahir pada masa kemerdekaan.

Selanjutnya diikuti dengan berdirinya akademi di bidang kesenian(Akademi Seni Rupa Indonesia dan Akademi Musik Indonesia), serta sekolah tinggi di bidang agama Islam (Perguruan Tinggi Agama Islam Negaeri, yang selanjutnya menjadi IAIN Sunan Kalijaga). Pada waktu selanjutnya juga bediri lembaga-lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta di kota Yogyakarta, sehingga hampir tidak ada cabang ilmu pengetahuan yang tidak diajarkan di kota ini. Hal ini menjadikan kota Jogja tumbul menjadi kota pelajar dan pusat pendidikan. Sarana mobilitas paling populer di kalangan pelajar,mahasiswa,karyawan,pegawai,pedagang dan masyarakat umum adalah sepeda dan sepeda motor, yang merupakan sarana trasportasi yang digunakan baik siang mupun di malam hari. Hal ini menjadika Jogja juga dikenal dengan sebutan kota sepeda.

PUSAT KEBUDAYAAN

Pada hakekatnya, seni budaya yang asli dan indah selalu terdapat di lingkunggan kraton dan daerah disekitarnya. Sebagai bekas suatu Kerajaan yang besar, maka Yogyakarta memiliki kesenian dan kebudayaan yang tinggi dan bahkan merupakan pusat sumber seni budaya Jawa. Hal ini dapat kita lihat dari peninggalan seni-budaya yang dapat kita saksikan pada pahatan pada monumen-monumen peninggalan sejarah seperti candi-candi, istana Sultan dan tempat-tempat lain yang masih berkaitan dengan kehidupan istana. Dan sebagian dapat disaksikan pada moseum-moseum budaya.
Kehidupan seni tari dan seni lainnya juga masih berkembang pesat di kota Jogja serta nilai-nilai budaya masyarakat Jogja terukap pula dalam bentuk arsitektur rumah penduduk, dengan bentuk joglonya yang banyak dikenal di seluruh Indonesia. Andhong antik di Jogja memperkuat kesan, bahwa Yogyakarta masih memiliki nilai-nilai tradisional. Seniman terkenal dan seniman besar besar yang ada di Indonesia saat ini, banyak yang didik dan digembleng di Yogyakarta. Sederetan nama seniman seperti Affandi, Bagong Kusdiharjo, Edi Sunarso, Saptoto, Amri Yahya, Kuswadji Kawindro Susanto dan lain-lain merupakan nama-nama yang ikut memperkuat pernanan Yogyakarta sebagai Pusat Kebudayaan.
DAERAH TUJUAN WISATA

Pada masa sekarang, seluruh predikat Yogyakarta luluh mejadi satu dan berkembang menjadi satu dimensi baru : Yogyakarta Sebagai Daerah Tujuan Wisata. Keramah tamahan yang tulus, khas Yogyakarta, akan menyambut para wisatawan di saat mereka datang, sengan kemesraan yang dalam akan mengiring, saat mereka meninggalkan Yogya, dengan membawa kenangan manisyang tidak akan mereka lupakan sepanjang masa.
Perananya sebagai kota Perjuangan, daerah Pelajar dan Pusat Pendidikan, serta daerah Kebudayaan, ditunjang oleh panorama yang indah, telah mengangkat Yogyakarta sebagai Daerah yang menarik untuk dikunjungi dan mempesona untuk disaksikan. Yogyakarta juga memiliki berbagai fasilitas dengan kualitas yang memadai yang tersedia dalam jumlah yang cukup, Kesemuanya itu akan bisa memperlancar dan memberi kemudahaan bagi para wisatawan yang berkunjung ke kota Yogya. Sarana transportasi, akomodasi dan berbagai sarana penunjang lainnya, seperti santapan makan-minum yang lezat, serta aneka ragam cinderamata, mudah diperoleh di mana-mana.
ogjaku.wordpress.com/2007/08/13/sejarah-jogjakarta/

Makanan Khas di Yogyakarta
Makanan Khas Yogyakarta Daftar Nama Masakan Jajanan Kuliner Khas Asli Dari Yogyakarta - Provinsi Yogyakarta yang sering juga di sebut dengan kota budaya menjadi salah satu daerah tujuan wisata populer di Indonesia. Tak heran apa saja yang berhubungan dengan pariwisata di Yogyakarta menarik untuk di jelajahi termasuk dalam hal makanan khasn ya.

Yuk kita kenali makanan khas indonesia yang berasal dari Yogyakarta. Mungkin kebanyakan orang tahunya cuma gudeg Yogya yang memang sudah sangat terkenal tersebut. Tapi sebetulnya masih banyak nama makanan khas Yogya seperti kue tradisional Yogya, Masakan atau minuman asli khas dari Yogya, hingga jajanan atau kue tradisional dari yogya.

Masakan Makanan Kuliner Khas Asli Yogyakarta :

Gudeg Yogya / Gudeg Nangka
Buat penggemar kuliner nama Gudeg tentu sudah tidak asing di telinga. Nama Gudeg kalau dalam bahasa Jawa adalah gudheg, merupakan makanan khas yang berasal dari Yogyakarta dan Jawa Tengah. Makanan ini terbuat dari bahan nangka muda dan dimasak dengan santan. Untuk memperoleh rasa yang lezat dan enak di butuhkan waktu yang cukup lama hingga berjam-jam lamanya untuk membuat masakan ini.

Seringkali terlihat Gudeg memiliki warna coklat hal ini biasanya dihasilkan karena daun jati yang dimasak bersamaan. Biasanya dalam penyajiannya Gudeg dimakan dengan nasi panas dan disajikan dengan kuah santan kental, daging ayam kampung, telur ayam, tahu serta sambal goreng krecek.

Nah kalau Gudeg merupakan jenis masakan kuliner yang biasanya untuk acara makan besar, sekarng kita cari tahu nama makanan ringan, kue atau jejanan kuliner khas asli Yogya.

Kue Jajanan Khas Asli Yogyakarta

Bakpia Yogya
Kue atau jajanan Bakpia merupakan jenis makanan yang bahannya terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula dan dibungkus dengan tepung kemudian dipanggang. Di setiap Kue Bakpia ini ada isinya. Isi bakpia juga bermacam-macam dan tidak hanya kacang hijau. Mungkin juga karena perkembangan dan agar tidak bosan. Jika Anda kebetulan pergi ke Yogya dan ingin membeli oleh oleh Bakpia ini ada beberapa rasa bakpia yang bisa di pilih di antaranya cokelat, rasa keju, kumbu hijau, atau kumbu hitam. Bakpia yang cukup populer dan dikenal salah satunya yang berasal dari daerah Pathok (Pathuk), Yogyakarta.

Sebetulnya masih banyak nama makanan dari yogya seperti Ampyang, Cemplon, Enting-enting, Geplak, Getuk, Ongol-ongol dan masih banyak lainya.

indonesia-liek.blogspot.com/.../makanan-khas-yogyakarta-daftar-na...